
Titipku -Masih menyibak rindang pepohonan. Dibalik nyiur, bambu yang saling bergesek, ada rumah sederhana tertutup yang kami singgahi. Sengaja, kami ingin menjumpai dan mendengar kisah bu Sokiyem, pengrajin tampah/tambir Dlingo Bantul, Jogja. Tepatnya di daerah Sanggrahan 2, Muntuk, Dlingo, Bantul.
Wanita tangguh yang harus menghidupi kedua anaknya dan dirinya sendiri. Seorang ibu rumah tangga yang merangkap menjadi kepala keluarga.
Kesehariannya, ia bekerja menjadi buruh harian lepas dengan meraup upah 20 ribu rupiah setengah hari. Jika sampai sore bisa 40 ribu rupiah. Cukup? Jauh dari kata cukup.